Minggu, 24 Mei 2009

Kontraksi & Persalinan


HIS

His (Kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu.

Kontraksi menyebabkan serviks membuka secara bertahap (mengalami dilatasi), menipis dan tertarik sampai hampir menyatu dengan rahim.
Perubahan ini memungkinkan janin bisa melewati jalan lahir.

Pembukaan serviks

His biasanya mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan persalinan.
Penyebab yang pasti dari mulai timbulnya his tidak diketahui. Mungkin karena pengaruh dari oksitosin (hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisa dan menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan).

Persalinan biasanya berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam).

Show (sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks) biasanya merupakan petunjuk bahwa persalinan segera dimulai; tetapi show bisa keluar 72 jam sebelum kontraksi dimulai.
Kadang selaput ketuban pecah sebelum persalinan dimulai dan cairan ketuban mengalir melalui serviks dan vagina. Jika selaput ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan.
Sekitar 80-90% wanita yang selaput ketubannya pecah berlanjut menjadi persalinan spontan dalam waktu 24 jam. Jika setelah lewat 24 jam persalinan belum juga dimulai dan keadaan bayinya baik, biasanya dilakukan induksi persalinan untuk mengurangi resiko infeksi akibat masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim. Infeksi bisa menyerang ibu maupun bayinya.
Untuk menginduksi persalinan biasanya digunakan oksitosin atau obat yang serupa.

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa saat persalinan semakin mendekat
Tanda Artinya Kapan terjadi
Perasaan seolah-olah bayi telah turun ke bawah Lightening, yaitu turunnya bayi. Kepala bayi telah masuk ke dalam panggul ibu Mulai dari beberapa minggu sampai beberapajam sebelum persalinan dimulai
Keluar cairan dari vagina (jernih, berwarna pink atau sedikit mengandung darah) Show, yaitu lendir kental yang tertimbun di serviks selama kehamilan. Ketika serviks mulai berdilatasi, lendir ini terdorong ke dalam vagina Beberapahri sebelum persalinan dimulai atau pada awal persalinan
Keluar cairan encer yang memancar atau mengucur dari vagina Selaput ketuban pecah, yaitu pecahnya kantung berisi cairan yg mengelilingi bayi selama dalam kandungan Mulai dari beberapa jam sebelum persalinan dimulai sampai setiap saat selama persalinan
Pola kram yg teratur, yg mungkin dirasakan sebagai nyeri punggung atau kram menstruasi Kontraksi, yaitu mengkerut & mengendurnya rahim. Semakin dekat saat persalinan, kontraksi ini semakin kuat & bisa menyebabkan nyeri karena serviks membuka & bayi bergerak di sepanjang jalan lahir Pada awal persalinan


Perbedaan antara his sejati dan his palsu

Sebelum terjadinya his sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau kontrksi rahim yang tidak teratur. His ini disebut kontraksi Braxton Hicks.
Ini merupakan hal yang normal dan mungkin lebih sering muncul pada sore hari.

Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari his palsu. Biasanya his palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan antara his sejati dan his palsu adalah melakukan pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan dalam bisa diketahui adanya perubahan pada serviks yang menandakan dimulainya proses persalinan.

Perbedaan antara his palsu dan his sejati
Jenis perubahan His palsu His sejati
Karakteristik kontraksi Tidak teratur & tidak semakin sering (disebut kontraksi Braxton Hicks) Timbul secara teratur dan semakin sering, berlangsung selama 30-70 detik
Pengaruh gerakan tubuh Jika ibu berjalan atau beristirahat atau jika posisi tubuh ibu berubah, kontraksi akan menghilang/berhenti Meskipun posisi/gerakan ibu berubah, kontraksi tetap dirasakan
Kekuatan kontraksi Biasanya lemah & tidak semakin kuat (mungkin menjadi kuat lalu melemah) Kontraksinya semakin kuat
Nyeri karena kontraksi Biasanya hanya dirasakan di tubuh bagian depan Biasanya berawal di punggung dan menjalar ke depan


Pemeriksaan yang secara rutin dilakukan terhadap wanita hamil yang sedang memasuki proses persalinan adalah:
- Berat badan
- Tekanan darah
- Denyut nadi dan laju pernafasan
- Analisa air kemih dan darah
- Pemeriksaan perut untuk memperkirakan besar, posisi dan letak janin
- Denyut jantung bayi
- Pemeriksaan dalam untuk mengetahui besarnya pembukaan atau keutuhan selaput ketuban.
Cairan ketuban yang berwarna kehijauan, penyebabnya adalah tinja janin yang pertama (mekonium) dan merupakan pertanda bahwa janin dalam keadaan gawat. Pengeluaran mekonium oleh janin biasanya terjadi hanya jika janin berada dalam keadaan gawat atau janin berada dalam letak bokong.

Letak dan posisi janin akan mempengaruhi proses persalinan. Letak kepala merupakan letak yang terbaik untuk persalinan yang aman.
Selama 1-2 minggu terakhir, sebagian besar janin akan berputar sehingga kepalanya terletak di bawah.
Letak bokong dan letak bahu merupakan penyulit dalam persalinan. Persalinan akan berlangsung lebih mudah jika bayi berada dalam letak kepala dengan wajah yang menghadap ke punggung ibu.

Selama proses persalinan, untuk mencegah dehidrasi biasanya cairan diberikan melalui infus. Selain itu, infus juga bisa digunakan untuk memberikan obat.
Pemberian cairan melalui infus memungkinkan ibu untuk tidak makan dan minum selama persalinan sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya muntah dan terhirupnya muntahan. Menghirup muntahan bisa menyebabkan sindroma Mendelson (peradangan paru-paru).
Untuk menetralisir asam lambung, antasid biasanya diberikan pada saat masuk rumah sakit dan selanjutnya setiap 3 jam. Antasid bisa mengurangi resiko kerusakan paru-paru akibat terhirupnya muntahan.

Tahapan persalinan:

A. Tahap I : mulai dari awal his sampai pembukaan lengkap (sekitar 10 cm)

  • Fase awal (fase laten)
    - Kontraksi semakin kuat dan teratur
    - Rasa nyeri masih bersifat minimal
    - Serviks menipis dan membuka sampai sekitar 4 cm
    - Fase ini berlangsung selama 8,5 jam (pada kehamilan pertama) dan 5 jam (pada kehamilan selanjutnya)
  • Fase aktif
    - Serviks membukan sampai 10 cm
    - Bagian terendah bayi (biasanya kepala) mulai turun ke dalam panggul ibu
    - Ibu mulai merasakan desakan untuk mengedan
    - Fase ini berlangsung sekitar 5 jam (pada kehamilan pertama) dan 2 jam (pada kehamilan berikutnya)

    B. Tahap II : mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi keluar dari rahim ibu.
    Berlangsung selama 60 menit (pada kehamilan pertama) dan 15-30 menit (pada kehamilan berikutnya).

    C. Tahap III : mulai dari kelahiran bayi sampai pengeluaran plasenta (ari-ari). Biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit.

    Selama tahap I, ibu dilarang mengedan karena mengedan sebelum pembukaan lengkap akan menghabiskan tenaga dan bisa menyebabkan robekan pada serviks. Denyut jantung ibu dan bayi diperiksa setiap 15 menit.
    Jika denyut jantung bayi terlalu cepat atau terlalu lambat, maka dipertimbangkan untuk melahirkan bayi melalui operasi sesar atau dengan bantuan forseps atau tindakan korektif lainnya (misalnya ibu disuruh berbaring miring ke kiri, menambah jumlah cairan infus atau memberikan oksigen melalui selang hidung).

    Selama tahap II, ibu diharuskan mengedan setiap merasakan kontraksi agar bayi terdorong ke vagina.
    Pemantauan denyut jantung bayi dilakukan setiap 3 menit.


    Persalinan spontan

    Teknik persalinan spontan yang paling terkenal adalah metoda Lamaze.
    Teknik lainnya adalah metoda Leboyer, yang terdiri dari melahirkan di ruang gelap dan merendam bayi dalam air hangat segera setelah dilahirkan.

    Pada persalinan spontan, untuk mengontrol nyeri selama persalinan digunakan teknik relaksasi dan pernafasan.
    Untuk mempelajari teknik ini, calon ibu dan suaminya bisa mengikuti latihan di rumah sakit maupun klinik bersalin.

    Pada teknik relaksasi, ibu secara sadar menegangkan sebagian tubuhnya kemudian mengendurkannya. Teknik ini membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya ketika rahim berkontraksi dan ketika rahim tidak berkontraksi.

    Beberapa jenis pernafasan bisa membantu ibu dalam menghadapi persalinan tahap I (sebelum diperbolehkan mengedan):
  • Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu relaks), dilakukan pada awal dan akhir kontraksi
  • Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada saat kontraksi mencapai puncaknya
  • Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas melalui mulut, dilakukan untuk menahan keinginan untuk mengedan (sebelum terjadi pembukaan lengkap).

    Pada stadium II, ibu mulai boleh mengedan dan diselingi dengan menarik nafas cepat dan pendek.

    Selama hamil, calon ibu dan pasangannya sebaiknya melakukan latihan teknik relaksasi dan pernafasan secara rutin.
    Selama persalinan berlangsung, sang suami bisa membantu calon ibu dengan mengingatkan apa yang seharusnya dilakukan pada setiap tahapan persalinan dan menenangkannya jika terlihat tegang. Pemijatan bisa membantu mengurangi ketegangan pada calon ibu.


    Menghilangkan nyeri selama persalinan

    Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu anlgetik dan anestesi.
    Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
    Anestesi adalah hilangnya rasa. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.

    Tidak semua wanita yang akan menjalani memerlukan obat pereda nyeri dan tidak semua rumah sakit menawarkan semua jenis obat pereda nyeri.
    1. Analgetik sistemik
      Analgetik sistemik seringkali diberikan dalam bentuk obat suntik yang disuntikkan melalui otot (intramuskuler maupun pembuluh darah (intravena). Obat ini meredakan nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran.
      Analgetik sistemik bekerja pada seluruh sistem saraf. Kadang obat lainnya diberikan bersamaan dengan analgetik sistemik untuk mengurangi ketegangan atau rasa mual.

      Efek sampingnya ringan, yaitu berupa perasaan berputar atau sulit berkonsentrasi.
      Obat ini tidak diberikan sesaat sebelum persalinan karena bisa menyebabkan refleks dan pernafasan bayi ketika lahir menjadi lambat.

    2. Anestesi lokal
      Anestesi lokal biasanya hanya memberikan pengaruh kepada bagian tubuh tertentu.
      Untuk menghindari robekan pada perineum (daerah antara vagina dan rektum) ibu, sebelum bayi lahir dilakukan episiotomi, yaitu pemotongan jaringan vagina. Anestesi lokal bisa diberikan setelah episiotomi dilakukan atau ketika dilakukan penjahitan luka episiotomi.
      Anestesi lokal jarang berpengaruh terhadap bayi.

    3. Blok pudenda
      Blok pudenda disuntikkan sesaat sebelum persalinan untuk menghilangkan nyeri di daerah perineum.
      Blok pudenda mengurangi nyeri yang mungkin akan dirasakan ibu di sekitar vagina dan rektum ketika bayi bergerak di sepanjang jalan lahir.
      Blok pudenda merupakan jenis anestesi yang paling aman dan jarang terjadi efek samping yang serius.

    4. Blok epidural
      Blok epidural (suatu anestesi regional) akan mempengaruhi bagian tubuh yang lebih luas. Cara ini menyebabkan hilangnya rasa pada tubuh bagian bawah.
      Luasnya pembiusan tergantung kepada jenis dan dosis obat yang digunakan.
      Blok epidural disuntikkan ke dalam punggung bagian bawah. Obat disuntikkan melalui rongga epidural yang berada diluar korda spinalis. Tempat ini dilalui oleh saraf yang membawa rasa nyeri dari tubuh bagian bawah.
      Blok epidural membantu mengurangi nyeri akibat kontraksi dan nyeri pada vagina ketika bayi lahir.
      Blok epidural dalam dosis yang lebih tinggi digunakan untuk menghilangkan nyeri pada operasi sesar.
      Efek samping dari blok epidural adalah penurunan tekanan darah ibu yang bersifat sementara, yang bisa menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, biasanya kepada ibu diberikan cairan melalui infus atau ibu diminta untuk berbaring miring guna memperbaiki peredaran darahnya.

      Efek samping yang serius dari blok epidural adalah:
      - Sakit kepala hebat yang jika tidak diobati bisa berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Ini terjadi jika selaput yang membungkus korda spinalis mengalami robekan.
      - Kesulitan bernafas terjadi jika obat masuk ke dalam cairan spinal.
      - Pusing atau kadang kejang, jika obat masuk ke dalam vena.

    5. Blok spinalis
      Blok spinalis menyerupai blok epidural, yaitu suntikan obat bius pada punggung bagian bawah.
      Blok spinalis biasanya hanya diberikan sekali selama persalinan berlangsung.
      Blok spinalis bisa digunakan untuk operasi sesar dan persalinan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum.
      Kadang blok spinalis menyebabkan terjadinya efek samping yang serupa dengan blok epidural.

    6. Pembiusan total
      Pembiusan total menyebabkan wanita yang akan melahirkan tidak sadarkan diri dan tidak merasakan nyeri.
      Pembiusan total tidak digunakan untuk mengurangi nyeri akibat kontraksi karena bisa menyebabkan bayi tertidur dan memperlambat refleks dan pernafasan bayi.
      Pembiusan total digunakan untuk operasi sesar.
      Efek samping yang serius (tetapi jarang terjadi) pada pembiusan total terjadi jika makanan atau asam dari lambung masuk ke trakea (saluran udara) dan paru-paru dan menyebabkan cedera. Untuk menghindari hal ini, biasanya sebelum menjalani pembiusan total, ibu tidak boleh makan dan agar asam lambung tidak sampai masuk ke paru-paru, biasanya diberikan antasid.
    Persalinan adalah keluarnya janin dan plasenta dari rahim.


    PERSALINAN

    Persalinan adalah keluarnya/lahirnya janin dan plasenta dari rahim.

    Di ruang bersalin, ibu dibaringkan pada posisi setengah duduk agar gaya gravitasi bisa digunakan semaksimal mungkin. Tekanan janin membantu peregangan jalan lahir dan perineum secara bertahap sehingga resiko robekan semakin kecil. Posisi ini juga menyebabkan berkurangnya tegangan pada punggung dan panggul ibu.
    Sebagian ibu lebih menyukai posisi berbaring terlentang meskipuni posisi ini bisa menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama dan memerlukan bantuan.

    Setiap rahim berkontraksi, ibu harus mengedan untuk membantu turunnya janin ke jalan lahir dan untuk memperlebar lubang vagina sehingga bagian kepala janin yang tampak semakin besar.

    Forseps adalah sebuah alat yang bentuknya menyerupai tang dan terbuat dari logam, yang digunakan untuk menarik bayi keluar dari jalan lahir.
    Forseps digunakan jika ibu tidak kuat mengedan karena telah menerima suntikan epidural atau jika bayi berada dalam keadaan gawat.

    Jika lubang vagina tidak cukup teregang sehingga bayi tidak dapat melewatinya dan jika kemungkinan akan terjadi robekan, maka dilakukan episiotomi (pemotongan dinding vagina danperineum).
    Episiotomi dilakukan untuk mempermudah proses persalinan dan untuk mencegah robekan yang lebih tidak beraturan dan lebih sulit diperbaiki.

    Setelah kepala bayi lahir, tubuh bayi akan berputar miring sehingga bahu bisa dilahirkan dengan mudah. Selanjutnya, bagian tubuh bayi yang lainnya biasanya akan segera lahir.
    Lendir dan cairan dari hidung, mulut dan tenggorokan bayi dihisap melalui selang kecil. Tali ari-ari dijepit dan dipotong untuk mencegah perdarahan.
    Bayi lalu dibungkus dengan selimut dan diberikan kepada ibu.

    Setelah bayi lahir, perut ibu ditekan dengan lembut untuk merangsang kontraksi rahim. Pada kontraksi pertama atau kedua setelah persalinan, biasanya plasenta akan lepas dari rahim dan dikeluarkan.
    Setelah seluruh plasenta keluar, diberikan suntikan oksitosin dan perut ibu dipijat secara periodik untuk merangsang kontraksi rahim. Kontraksi ini penting untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.

    Luka robekan karena episiotomi lalu dijahit. Kemudian ibu dipindahkan ke ruang pemulihan.
    Jika tidak memerlukan perawatan khusus, bayi bisa dibiarkan bersama ibu (rooming in). Dengan metoda rooming in, ibu bisa menyusui bayinya sesuai dengan kebutuhan bayi dan ibu juga belajar merawat bayinya sendiri.

    Komplikasi (terutama perdarahan) sering terjadi dalam 4 jam pertama setelah persalinan. Karena itu pada saat ini dilakukan pemantauan ketat terhadap ibu-ibu yang baru melahirkan anaknya.


    Nilai Apgar

    Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir.
    Nilai Apgar merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera diberikan kepada bayi baru lahir.

    Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2:
    1. Denyut jantung : dinilai dengan menggunakan stetoskop dan merupakan penilaian yang paling penting.
      - Jika tidak terdengar denyut jantung : 0
      - Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1
      - Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2
    2. Usaha untuk bernafas
      - Jika tidak bernafas : 0
      - Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1
      - Jika bayi menangis : 2
    3. Ketegangan otot
      - Jika otot lembek : 0
      - Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1
      - Jika bayi bergerak aktif : 2
    4. Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan
      - Jika tidak timbul refleks : 0
      - Jika wajahnya menyeringai : 1
      - Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2
    5. Warna kulit
      - Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0
      - Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1
      - Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.

    Nilai Apgar 8-10 adalah normal, menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan yang baik. Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1 nilai karena kaki dan tangannya yang berwarna kebiruan.
    Nilai Apgar yang kurang dari 8 menunjukkan bahwa bayi memerlukan bantuan untuk menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru.
    Nilai Apgar 0-3 menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan resusitasi.

    Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan kemudian biasanya diulang 5 menit kemudian.
    Nilai Apgar 1 menit menunjukkan toleransi bayi terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan adaptasi bayi terhadap lingkungan barunya.
    Pada keadaan tertentu, penilaian Apgar bisa kembali dilakukan pada menit ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar masih tetap rendah, hal ini merupakan resiko tinggi terjadinya kematian atau penyakit.

    Nama Apgar berasal dari seorang ahli anestesi Amerika, yaitu Virginia Apgar yang menemukan metoda ini pada tahun 1952. Dokter Apgar telah membantu ribuan persalinan dan melihat bahwa bayi baru lahir langsung dikirim ke ruang perawatan tanpa menjalani pemeriksaan secara seksama. Dokter Apgar menginginkan bayi dinilai dengan suatu cara yang bermakna oleh petugas di ruang persalinan.


    Apa yang terjadi jika tanggal perkiraan persalinan telah lewat

    Kehamilan biasanya berlangsung selama 38-42 minggu. Kehamilan postmatur terjadi jika kehamilan berlangsung lebih dari 42 minggu. Sekitar 5% kehamilan adalah kehamilan post-matur.

    Tanggal perkiraan persalinan dihitung berdasarkan hari pertama menstruasi terakhir dan besarnya rahim atau berdasarkan hasil pemeriksaan USG.

    Jika tanggal perkiraan persalinan telah melewati 1 minggu atau lebih, biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap bayi. Denyut jantung bayi diperiksa dengan menggunakan alat pemantau janin elektronik sebanyak 1-2 kali/minggu. Selain itu, dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat cairan ketuban dan gerakan bayi. Bila ibu merasakan bahwa pergerakan bayi berkurang, harus segera menghubungi dokter.
    Dokter juga melakukan pemeriksaan dalam untuk melihat perubahan pada serviks.

    Jika tanggal perkiraan persalinan telah lewat 2 minggu biasanya dilakukan induksi persalinan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi, seperti gawat janin atau bayi yang terlalu besar.
    Gawat janin terjadi jika bayi kekurangan oksigen, lalu denyut jantungnya menurun dan tidak dapat mentoleransi stres pada persalinan.

    Jika serviks menutup dan tidak memungkinkan untuk dilakukan induksi persalinan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keadaan bayi baik, beberapa dokter ada yang menunda persalinan sampai 1 minggu.

    Induksi persalinan bisa dilakukan dengan menggunakan obat yang disebut oxytocin, yang menyebabkan kontraksi rahim. Oxytocin diberikan melalui infus dan mulai bekerja dalam waktu 1-2 jam.
    Induksi persalinan juga bisa dilakukan dengan memecahkan selaput ketuban.
  • Selasa, 28 April 2009

    Perawatan Ibu

    ARH E-Files
    Perawatan Ibu

    Apa yang harus diketahui untuk perawatan ibu setelah melahirkan?
    • Melakukan perawatan payudara untuk membantu keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (memperlancar dan memperbanyak ASI).

    • Makan hidangan bergizi terutama yang mengandung banyak zat besi. Jika dirasakan kurang maka perlu mengkonsumsi tablet besi yang dosisnya menurut anjuran petugas medis.

    • Menjaga kebersihan diri, tetapi sebaiknya tidak melakukan cara-cara tradisional yang berbahaya misalnya meletakkan abu yang sudah dipanaskan pada luka vagina.

    • Melakukan senam secara teratur setelah persalinan.

    • Melakukan pemeriksaan pasca persalinan kepada mereka yang ahli.

    reproduksi

    Apa definisi reproduksi?

    Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.



    Apa arti kesehatan reproduksi remaja?

    Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

    Apa perbedaan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendidikan seks?

    Pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi sehingga lingkup pendidikan kesehatan reproduksi lebih luasPendidikan kesehatan reproduksi mencakup seluruh proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, mulai dari aspek tumbuh kembang hingga hak-hak reproduksi.Sedangkan pendidikan seks lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks.

    Siapa saja yang perlu diberitahu perihal informasi kesehatan reproduksi?

    Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan.Karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi.Kesalahan dimana persoalan reproduksi lebih banyak menjadi tanggung jawab perempuan tidak boleh terjadi lagi.\

    Anemia dan kesehatan reproduksi

    Anemia (kurang darah: Hb <12 gr %) sangat terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami anemia maka akan menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg). Di samping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika ternyata remaja mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk makan-makanan yang bergizi atau mengkonsumsi pil besi sesuai dengan anjuran.

    UBUN-UBUN

    UBUN-UBUN, Celah PERKEMBANGAN OTAK

    1. APA SIH SEBENARNYA UBUN-UBUN ITU?

    Ubun-ubun atau istilah kedokterannya fontanel adalah bagian kecil dari kepala bayi yang lunak. Ubun-ubun muncul karena setelah beberapa bulan dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama lain. Meski begitu, posisinya sudah terbentuk berdampingan dan rapi. Walaupun terlihat sangat rapuh, ubun-ubun sebenarnya cukup kuat karena dilindungi membran, yaitu lapisan tipis jaringan yang menutupi permukaan. Bahkan, sekalipun jari mungil balita menusuknya, ubun-ubun itu tidak akan mengalami cidera.

    2. APA KEGUNAAN UBUN-UBUN YANG LUNAK?

    Selain untuk mempermudah proses kelahiran, juga agar otak dapat berkembang maksimal. Seperti diketahui perkembangan otak paling pesat terjadi selama tahun pertama kehidupan. Nah, ruang di antara ruang kepala yang ada akan mempermudah jaringan otak berkembang.

    3. BENARKAH UBUN-UBUN DAPAT DIJADIKAN INDIKASI KESEHATAN BAYI?

    Perlu diketahui, ada dua jenis ubun-ubun, yaitu anterior fontanel dan posterior fontanel. Anterior Fontanel merupakan ubun-ubun yang terdapat di puncak kepala bayi. Lebarnya mencapai kurang lebih 5 cm. Letaknya yang mudah terlihat membuat ubun-ubun ini biasa dijadikan acuan kondisi bayi. Misal, bayi yang mengalami ke-kurangan cairan terlihat dari kondisi anterior fontanel yang melesak ke bawah. Jika ini terjadi, tak perlu menunggu lagi, bawa segera si kecil ke dokter.
    Selain itu, fontanel yang menonjol terus dapat menunjukkan adanya peningkatan tekanan di dalam kepala. Bantuan dan pertolongan dokter sangat diperlukan.

    Adapun posterior fontanel terletak di belakang kepala. Bentuknya menyerupai segitiga dengan diameter kurang dari 1,25 cm. Tak seperti anterior fontanel, posterior fontanel tidak gampang terlihat oleh awam, dan biasanya sudah menutup di usia 40 hari.

    4. BAGAIMANA JIKA UBUN-UBUN MENUTUP TERLALU CEPAT?

    Banyak yang beranggapan, semakin cepat ubun-ubun menutup maka semakin baik. Padahal, itu berbahaya. Normalnya, ubun-ubun menutup di usia 6-20 bulan. Jika di bawah usia itu sudah menutup, maka tulang-tulang yang bersambungan akan menutup juga. Craniosynostosis , istilahnya. Cranio artinya tulang tengkorak sedangkan syn berarti bergabung, dan ostosis yang artinya tulang.

    Ubun-ubun yang terlalu cepat menutup bisa dideteksi lewat bentuk kepala yang tidak normal. Ini terjadi karena pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang ubun-ubun yang menutup belakangan. Keanehan bentuk kepala bisa berbeda-beda, tergantung ubun-ubun mana yang menutup duluan dan belakangan. Jika di depan lebih dulu maka kepala menjadi panjul.

    5. BAGAIMANA CARA MENDETEKSINYA?

    Sebenarnya, kelainan ini bisa dideteksi sejak dini, tepatnya saat si kecil lahir. Bersikaplah waspada jika kepala bayi terlihat lebih kecil dari badan. Sebab kepala yang normal umumnya terlihat lebih besar, karena keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya. Di sinilah pentingnya pengukuran lingkar kepala bayi yang dilakukan selama bulan per bulan. Lewat pemantauan secara berkala, maka gangguan ukuran lingkar kepala dan proses pertumbuhannya bisa terdeteksi, baik jika kepala terlalu besar (misal, karena hidrosefalus) atau terlalu kecil (lantaran craniosynostosis ). Dokter juga umumnya akan melakukan pemeriksaan diameter ubun-ubun. Juga ada tidaknya denyutan sebagai tanda ada pembuluh darah di bawahnya. Jika curiga ada masalah, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lewat CT Scan.

    6. APAKAH PENYEBABNYA?

    Penyebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena faktor kelainan bawaan maupun infeksi saat kehamilan. Selain juga bisa terjadi karena gangguan perkembangan otak atau kelainan tulang seperti osteopetrosis, yaitu timbulnya pertumbuhan dan kepadatan tulang yang berlebihan.

    7. APA PULA DAMPAKNYA?

    Tentu perkembangan otak bayi akan terganggu. Sel-sel otak tak bisa berkembang karena tidak ada ruang. Gangguan yang muncul antara lain kelumpuhan otak seperti cerebral palsy . Semakin dini ubun-ubun menutup, semakin berat dampak yang terjadi. Selain apakah penutupan itu diikuti oleh penutupan tulang-tulang ubun-ubun yang lain karena jika semua tulang ubun-ubun itu menutup dampaknya akan lebih berat. Demikian pula jika ubun-ubun itu sudah menutup saat bayi berada dalam kandungan, maka dampaknya akan lebih berat dan penanganannya pun lebih kompleks.

    8. APAKAH TINDAKAN UNTUK MENGATASINYA?

    Operasi adalah tindakan terbaik untuk mengatasi ubun-ubun yang menutup kelewat cepat. Dokter bedah saraf akan melepas sambungan ubun-ubun itu. Dengan demikian, perkembangan otaknya menjadi tak terganggu. Cuma, operasi tidak menjamin tulang ubun-ubun tak menutup kembali. Dalam beberapa kasus, tulang-tulang yang sudah dioperasi akan menyambung kembali.

    Selain itu, ada juga beberapa kasus craniosynostosis yang tidak memerlukan tindakan operasi yaitu jika jaringan otak bayi terlihat tidak akan berkembang lagi. Operasi atau tidak, tak terlalu berdampak banyak. Pada kasus itu sebenarnya ubun-ubun menutup dengan cepat karena otaknya memang tidak akan berkembang dengan baik. Jika itu yang terjadi, maka usaha yang bisa dilakukan adalah terapi untuk meminimalkan gangguan perkembangan yang telah terjadi.

    9. BAGAIMANA JIKA UBUN-UBUN TERLAMBAT MENUTUP?

    Ini bisa terjadi di antaranya karena ada tekanan yang kuat dari isi tengkorak, seperti pada kondisi dimana ditemukan cairan yang banyak dalam rongga otak yang dikenal sebagai hidrosefalus. Pada kondisi ini kepala dapat tumbuh sebesar buah semangka yang besar atau lebih, dan ubun-ubunnya tetap terbuka.

    Penyebab hidrosefalus bisa karena bawaan seperti buntunya saluran cairan otak besar. Bisa juga karena kelainan sindroma saraf yang membuat liang saluran utama otak buntu sejak awal. Satu-satunya cara untuk mengatasi penimbunan cairan otak adalah melalui operasi, yaitu dengan memasang saluran yang salah satu ujungnya dimasukkan ke dalam ventrikel yang melebar, sedang ujung lainnya dapat diletakkan pada bagian tubuh lain, misalnya ke dalam ruang yang terdapat dalam jantung, atau ke dalam ruang perut. Sistem saluran ini harus dipergunakan oleh penderita seumur hidup.

    10. APAKAH PEMAKAIAN BANDO DI KEPALA BAYI DAPAT MEMBAHAYAKAN UBUN-UBUN?

    Membuat bayi bertambah cantik adalah keinginan setiap orangtua. Pernak-pernik bayi pun diburu dan dibeli, ter- masuk bando yang merupakan identitas bayi perempuan. Ini tidaklah salah, asalkan pemakaiannya aman, yaitu di ubun-ubun bayi, melainkan di dahinya.

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.

    Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.

    Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.

    Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

    *

    Tanda vital

    Suhu

    Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.

    Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan, yakni demam (di atas > 37°C). Suhu yang tinggi juga dapat disebablan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia juga dinilai.

    Tekanan darah

    Tekanan darah dinilai dalam 2 nilai, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dab tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat.

    Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.

    Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi.

    Denyut

    Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.

    Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur 13-150 denyut per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-80 per menit.

    Kecepatan pernapasan

    Beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 16-20 penarikan napas per menit.

    Biometrika dasar

    Tinggi

    Tinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi dapat diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur. Pasien akan diminta untuk berdiri tegak tanpa alas kaki. Anak-anak berusia dibawah 2 tahun diukur tingginya dengan cara dibaringkan.

    Berat atau massa

    Berat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan.

    Indeks massa tubuh digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi dan mssa sehat serta tingkat kegemukan.

    Nyeri

    Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai '0' (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien), hingga '5' (nyeri terburuk yang pernah dirasakan pasien).

    Struktur dalam penulisan riwayat pemeriksaan

    Tampilan umum

    * Kondisi yang jelas tertangkap ketika pasien masuk ke ruangan konsultasi dan berkomunikasi dengan dokter. (misalnya: pasien terlihat pincang atau pasien mengalami ketulian sehingga sulit berkomunikasi)

    * JACCOL, sebuah jembatan keledai, untuk tanda kekuningan (Jaudience), kemungkinan tanda pucat pada kulit atau konjungtiva (Anaemia), tanda kebiruan pada bibir atau anggota gerak (Cyanosis), kelainan bentuk pada kuku jari (Clubbing), pembengkakan (Oedema atau Edema), dan, pemeriksaan pada nodus limfatikus (Lymph nodes) pada leher, ketiak, dan lipatan paha.

    Sistem organ

    * Sistem kardiovaskular

    * Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung

    * Tekanan vena jugularis atau Jugular veins preassure (JVP), edema perifer, dan bukti edema pulmonaris atau edema paru.

    * Pemeriksaan jantung

    * Paru-paru

    * Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru

    * Dada dan payudara

    * Abdomen

    * Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya pembesaran organ (contohnya aneurisma aorta)

    * Pemeriksaan rektum

    * Sistem reproduksi

    * Sistem otot dan gerak

    * Sistem saraf, termasuk pemeriksaan jiwa

    * Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT)

    * Kulit

    * Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut

    * Peneriksaan tanda klinis pada kulit