Selasa, 28 April 2009

Perawatan Ibu

ARH E-Files
Perawatan Ibu

Apa yang harus diketahui untuk perawatan ibu setelah melahirkan?
  • Melakukan perawatan payudara untuk membantu keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (memperlancar dan memperbanyak ASI).

  • Makan hidangan bergizi terutama yang mengandung banyak zat besi. Jika dirasakan kurang maka perlu mengkonsumsi tablet besi yang dosisnya menurut anjuran petugas medis.

  • Menjaga kebersihan diri, tetapi sebaiknya tidak melakukan cara-cara tradisional yang berbahaya misalnya meletakkan abu yang sudah dipanaskan pada luka vagina.

  • Melakukan senam secara teratur setelah persalinan.

  • Melakukan pemeriksaan pasca persalinan kepada mereka yang ahli.

reproduksi

Apa definisi reproduksi?

Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.



Apa arti kesehatan reproduksi remaja?

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

Apa perbedaan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendidikan seks?

Pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi sehingga lingkup pendidikan kesehatan reproduksi lebih luasPendidikan kesehatan reproduksi mencakup seluruh proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, mulai dari aspek tumbuh kembang hingga hak-hak reproduksi.Sedangkan pendidikan seks lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks.

Siapa saja yang perlu diberitahu perihal informasi kesehatan reproduksi?

Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan.Karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi.Kesalahan dimana persoalan reproduksi lebih banyak menjadi tanggung jawab perempuan tidak boleh terjadi lagi.\

Anemia dan kesehatan reproduksi

Anemia (kurang darah: Hb <12 gr %) sangat terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami anemia maka akan menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg). Di samping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika ternyata remaja mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk makan-makanan yang bergizi atau mengkonsumsi pil besi sesuai dengan anjuran.

UBUN-UBUN

UBUN-UBUN, Celah PERKEMBANGAN OTAK

1. APA SIH SEBENARNYA UBUN-UBUN ITU?

Ubun-ubun atau istilah kedokterannya fontanel adalah bagian kecil dari kepala bayi yang lunak. Ubun-ubun muncul karena setelah beberapa bulan dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama lain. Meski begitu, posisinya sudah terbentuk berdampingan dan rapi. Walaupun terlihat sangat rapuh, ubun-ubun sebenarnya cukup kuat karena dilindungi membran, yaitu lapisan tipis jaringan yang menutupi permukaan. Bahkan, sekalipun jari mungil balita menusuknya, ubun-ubun itu tidak akan mengalami cidera.

2. APA KEGUNAAN UBUN-UBUN YANG LUNAK?

Selain untuk mempermudah proses kelahiran, juga agar otak dapat berkembang maksimal. Seperti diketahui perkembangan otak paling pesat terjadi selama tahun pertama kehidupan. Nah, ruang di antara ruang kepala yang ada akan mempermudah jaringan otak berkembang.

3. BENARKAH UBUN-UBUN DAPAT DIJADIKAN INDIKASI KESEHATAN BAYI?

Perlu diketahui, ada dua jenis ubun-ubun, yaitu anterior fontanel dan posterior fontanel. Anterior Fontanel merupakan ubun-ubun yang terdapat di puncak kepala bayi. Lebarnya mencapai kurang lebih 5 cm. Letaknya yang mudah terlihat membuat ubun-ubun ini biasa dijadikan acuan kondisi bayi. Misal, bayi yang mengalami ke-kurangan cairan terlihat dari kondisi anterior fontanel yang melesak ke bawah. Jika ini terjadi, tak perlu menunggu lagi, bawa segera si kecil ke dokter.
Selain itu, fontanel yang menonjol terus dapat menunjukkan adanya peningkatan tekanan di dalam kepala. Bantuan dan pertolongan dokter sangat diperlukan.

Adapun posterior fontanel terletak di belakang kepala. Bentuknya menyerupai segitiga dengan diameter kurang dari 1,25 cm. Tak seperti anterior fontanel, posterior fontanel tidak gampang terlihat oleh awam, dan biasanya sudah menutup di usia 40 hari.

4. BAGAIMANA JIKA UBUN-UBUN MENUTUP TERLALU CEPAT?

Banyak yang beranggapan, semakin cepat ubun-ubun menutup maka semakin baik. Padahal, itu berbahaya. Normalnya, ubun-ubun menutup di usia 6-20 bulan. Jika di bawah usia itu sudah menutup, maka tulang-tulang yang bersambungan akan menutup juga. Craniosynostosis , istilahnya. Cranio artinya tulang tengkorak sedangkan syn berarti bergabung, dan ostosis yang artinya tulang.

Ubun-ubun yang terlalu cepat menutup bisa dideteksi lewat bentuk kepala yang tidak normal. Ini terjadi karena pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang ubun-ubun yang menutup belakangan. Keanehan bentuk kepala bisa berbeda-beda, tergantung ubun-ubun mana yang menutup duluan dan belakangan. Jika di depan lebih dulu maka kepala menjadi panjul.

5. BAGAIMANA CARA MENDETEKSINYA?

Sebenarnya, kelainan ini bisa dideteksi sejak dini, tepatnya saat si kecil lahir. Bersikaplah waspada jika kepala bayi terlihat lebih kecil dari badan. Sebab kepala yang normal umumnya terlihat lebih besar, karena keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya. Di sinilah pentingnya pengukuran lingkar kepala bayi yang dilakukan selama bulan per bulan. Lewat pemantauan secara berkala, maka gangguan ukuran lingkar kepala dan proses pertumbuhannya bisa terdeteksi, baik jika kepala terlalu besar (misal, karena hidrosefalus) atau terlalu kecil (lantaran craniosynostosis ). Dokter juga umumnya akan melakukan pemeriksaan diameter ubun-ubun. Juga ada tidaknya denyutan sebagai tanda ada pembuluh darah di bawahnya. Jika curiga ada masalah, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lewat CT Scan.

6. APAKAH PENYEBABNYA?

Penyebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena faktor kelainan bawaan maupun infeksi saat kehamilan. Selain juga bisa terjadi karena gangguan perkembangan otak atau kelainan tulang seperti osteopetrosis, yaitu timbulnya pertumbuhan dan kepadatan tulang yang berlebihan.

7. APA PULA DAMPAKNYA?

Tentu perkembangan otak bayi akan terganggu. Sel-sel otak tak bisa berkembang karena tidak ada ruang. Gangguan yang muncul antara lain kelumpuhan otak seperti cerebral palsy . Semakin dini ubun-ubun menutup, semakin berat dampak yang terjadi. Selain apakah penutupan itu diikuti oleh penutupan tulang-tulang ubun-ubun yang lain karena jika semua tulang ubun-ubun itu menutup dampaknya akan lebih berat. Demikian pula jika ubun-ubun itu sudah menutup saat bayi berada dalam kandungan, maka dampaknya akan lebih berat dan penanganannya pun lebih kompleks.

8. APAKAH TINDAKAN UNTUK MENGATASINYA?

Operasi adalah tindakan terbaik untuk mengatasi ubun-ubun yang menutup kelewat cepat. Dokter bedah saraf akan melepas sambungan ubun-ubun itu. Dengan demikian, perkembangan otaknya menjadi tak terganggu. Cuma, operasi tidak menjamin tulang ubun-ubun tak menutup kembali. Dalam beberapa kasus, tulang-tulang yang sudah dioperasi akan menyambung kembali.

Selain itu, ada juga beberapa kasus craniosynostosis yang tidak memerlukan tindakan operasi yaitu jika jaringan otak bayi terlihat tidak akan berkembang lagi. Operasi atau tidak, tak terlalu berdampak banyak. Pada kasus itu sebenarnya ubun-ubun menutup dengan cepat karena otaknya memang tidak akan berkembang dengan baik. Jika itu yang terjadi, maka usaha yang bisa dilakukan adalah terapi untuk meminimalkan gangguan perkembangan yang telah terjadi.

9. BAGAIMANA JIKA UBUN-UBUN TERLAMBAT MENUTUP?

Ini bisa terjadi di antaranya karena ada tekanan yang kuat dari isi tengkorak, seperti pada kondisi dimana ditemukan cairan yang banyak dalam rongga otak yang dikenal sebagai hidrosefalus. Pada kondisi ini kepala dapat tumbuh sebesar buah semangka yang besar atau lebih, dan ubun-ubunnya tetap terbuka.

Penyebab hidrosefalus bisa karena bawaan seperti buntunya saluran cairan otak besar. Bisa juga karena kelainan sindroma saraf yang membuat liang saluran utama otak buntu sejak awal. Satu-satunya cara untuk mengatasi penimbunan cairan otak adalah melalui operasi, yaitu dengan memasang saluran yang salah satu ujungnya dimasukkan ke dalam ventrikel yang melebar, sedang ujung lainnya dapat diletakkan pada bagian tubuh lain, misalnya ke dalam ruang yang terdapat dalam jantung, atau ke dalam ruang perut. Sistem saluran ini harus dipergunakan oleh penderita seumur hidup.

10. APAKAH PEMAKAIAN BANDO DI KEPALA BAYI DAPAT MEMBAHAYAKAN UBUN-UBUN?

Membuat bayi bertambah cantik adalah keinginan setiap orangtua. Pernak-pernik bayi pun diburu dan dibeli, ter- masuk bando yang merupakan identitas bayi perempuan. Ini tidaklah salah, asalkan pemakaiannya aman, yaitu di ubun-ubun bayi, melainkan di dahinya.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.

Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.

Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.

Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

*

Tanda vital

Suhu

Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.

Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan, yakni demam (di atas > 37°C). Suhu yang tinggi juga dapat disebablan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia juga dinilai.

Tekanan darah

Tekanan darah dinilai dalam 2 nilai, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dab tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat.

Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.

Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi.

Denyut

Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.

Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur 13-150 denyut per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-80 per menit.

Kecepatan pernapasan

Beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 16-20 penarikan napas per menit.

Biometrika dasar

Tinggi

Tinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi dapat diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur. Pasien akan diminta untuk berdiri tegak tanpa alas kaki. Anak-anak berusia dibawah 2 tahun diukur tingginya dengan cara dibaringkan.

Berat atau massa

Berat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan.

Indeks massa tubuh digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi dan mssa sehat serta tingkat kegemukan.

Nyeri

Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai '0' (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien), hingga '5' (nyeri terburuk yang pernah dirasakan pasien).

Struktur dalam penulisan riwayat pemeriksaan

Tampilan umum

* Kondisi yang jelas tertangkap ketika pasien masuk ke ruangan konsultasi dan berkomunikasi dengan dokter. (misalnya: pasien terlihat pincang atau pasien mengalami ketulian sehingga sulit berkomunikasi)

* JACCOL, sebuah jembatan keledai, untuk tanda kekuningan (Jaudience), kemungkinan tanda pucat pada kulit atau konjungtiva (Anaemia), tanda kebiruan pada bibir atau anggota gerak (Cyanosis), kelainan bentuk pada kuku jari (Clubbing), pembengkakan (Oedema atau Edema), dan, pemeriksaan pada nodus limfatikus (Lymph nodes) pada leher, ketiak, dan lipatan paha.

Sistem organ

* Sistem kardiovaskular

* Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung

* Tekanan vena jugularis atau Jugular veins preassure (JVP), edema perifer, dan bukti edema pulmonaris atau edema paru.

* Pemeriksaan jantung

* Paru-paru

* Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru

* Dada dan payudara

* Abdomen

* Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya pembesaran organ (contohnya aneurisma aorta)

* Pemeriksaan rektum

* Sistem reproduksi

* Sistem otot dan gerak

* Sistem saraf, termasuk pemeriksaan jiwa

* Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT)

* Kulit

* Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut

* Peneriksaan tanda klinis pada kulit

Palpasi

Palpasi

Palpasi ialah metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau letak sesuatu (dari bagian tubuh di mana penguji ialah praktisi kesehatan). Palpasi dilakukan oleh dokter medis, dokter chiropractic, dokter osteopati, dan malahan ahli akupunktur dan herbal khususnya untuk uji thoraks dan abdomen, dan juga pengujian edema dan palpasi urat nadi.

Palpasi Abdomen (lanjutan bag VII)

Ditulis dalam Panduan tagged palpasi abdomen, palpasi aorta, palpasi hati, palpasi kandung empedu, palpasi limpa, pemeriksaan asites pada 3:55 pm oleh agungrakhmawan

D. PALPASI ABDOMEN

1. Posisi pasien berbaring terlentang dan pemeriksa disebelah kanannya.
2. Lakukan palpasi ringan di tiap kuadran abdomen dan hindari area yang telah diketahui sebelumnya sebagai titik bermasalah, seperti apendisitis.
3. Tempatkan tangan pemeriksa diatas abdomen secara datar, dengan jari- jari ekstensi dan berhimpitan serta pertahankan sejajar permukaan abdomen.
4. Palpasi dimulai perlahan dan hati-hati dari superfisial sedalam 1 cm untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal atau adanya massa.
5. Bila otot sudah lemas dapat dilakukan palpasi sedalam 2,5 - 7,5 sentimeter, untuk mengetahui keadaaan organ dan mendeteksi adanya massa yang kurang jelas teraba selama palpasi
6. Perhatikan karakteristik dari setiap massa pada lokasi yang dalam, meliputi ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, nyeri, denyutan dan gerakan
7. perhatikan wajah pasien selama palpasi untuk melihat adanya tanda/ rasa tidak nyaman.
8. Bila ditemukan rasa nyeri, uji akan adanya nyeri lepas, tekan dalam kemudian lepas dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul dengan melepaskan tekanan.
9. Minta pasien mengangkat kepala dari meja periksa untuk melihat kontraksi otot-otot abdominal
a. PALPASI HATI

1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. letakkan tangan kiri pemeriksa dibawah torak/ dada kanan posterior pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan tekananlah kearah atas.
4. Letakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke kepala / superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak di garis klavikular di bawah batas bawah hati.
5. Kemudian tekanlah dengan lembut ke dalam dan ke atas.
6. Minta pasien menarik napas dan cobalah meraba tepi hati saat abdomen mengempis.

b. PALPASI KANDUNG EMPEDU
1. Posisi pasien tidur terlentang ,
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dibawah dada kanan posterior pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan tekananlah kearah atas.
4. Letakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke kepala / superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak di garis klavikular di bawah batas bawah hati.
5. Kemudian tekan lembut ke dalam dan ke atas.
6. Mintalah pasien menarik napas dan coba meraba tepi hati saat abdomen mengempis.
7. Palpasi di bawah tepi hati pada sisi lateral dari otot rektus.
8. Bila diduga ada penyakit kandung empedu, minta pasien untuk menarik napas dalam selama palpasi.

c. PALPASI LIMPA
1.
Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. Letakkan secara menyilang telapak tangan kiri pemeriksa di bawah pinggang kiri pasien dan tekanlah keatas
4. Letakkan telapak tangan kanan dengan jari-jari ektensi diatas abdomen dibawah tepi kiri kostal.
5. Tekanlah ujung jari kearah limpa kemudian minta pasien untuk menarik napas dalam.
6. Palpasilah tepi limpa saat limpa bergerak ke bawah kearah tangan pemeriksa
7. Apabila dalam posisi terlentang tidak bisa diraba, maka posisi pasien berbaring miring kekanan dengan kedua tungkai bawah difleksikan.
8. Pada keadaan tertentu diperlukan Schuffner test

d. PALPASI AORTA
1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. Pergunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan.
4. Palpasilah dengan perlahan namun dalam ke arah abdomen bagian atas tepat garis tengah.

E. PEMERIKSAAN ASITES

1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. Prosedur ini memerlukan tiga tangan
4. Minta pasien atau asisten untuk menekan perut pasien dengan sisi ulnar tangan dan lengan atas tepat disepanjang garis tengah dengan arah vertikal.
5. Letakkan tangan pemeriksa dikedua sisi abdomen dan ketuklah dengan tajam salah satu sisi dengan ujung- ujung jari pemeriksa .
6. Rasakan impuls/ getaran gelombang cairan dengan ujung jari tangan yang satunya atau bisa juga menggunakan sisi ulnar dari tangan untuk merasakan getaran gelombang cairan.

Palpasi (perabaan) Nadi

Ditulis oleh romansah di/pada Februari 11, 2009

Diagnosa penyakit melalui kaedah perabaan (palpasi) nadi telah lama dikenal oleh manusia bahkan telah dilakukan sejak zaman dahulu khususnya dalam teknik-teknik pengobatan tradisional dari China.

Malului teknik perabaan (palpasi) seorang ahli pengobatan China meyakini dapat memperoleh data dan informasi mengenai panas - dingin, kerlas - lembek, sakit - tidak sakit beserta lokasinya.

Nadi timbul akibat jantung mendorong darah di dalam nadi, karena itu gerakan nadi berhubungan langsung dengan jantung. Denyutan nadi juga berhubungan dengan organ-organ tubuh lain, seperti paru-paru, limpa, lambung, hati dan ginjal.

Perabaan dapat dilakukan baik pada pergelangan tangan kanan maupun kiri. Masing-masing menunjukkan organ yang berbeda. Nadi pada pergelangan tangan kanan bagian dalam (profundal) menunjukan organ paru-paru (pada jari telunjuk), limpa (pada jari tengah), otot pembungkus jantung (pada jari manis). Sedangkan pada bagian luar (superficial) menunjukan organ usus besar (pada jari telunjuk), lambung (pada jari tengah), dan three energizer (pada jari manis).

Adapun nadi pada pergelangan tangan kiri bagian dalam menunjukan organ jantung (pada jari telunjuk), hati (pada jari tengah), ginjal (pada jari manis). Sedangkan pada pergelangan tangan kiri bagian dalam menunjukan organ usus kecil (pada jari telunjuk), kandung ampedu (pada jari tengah) dan kandung kemih (pada jari manis).